Entri yang Diunggulkan

Resensi Buku Filosofi Teras: Solusi Hidup Tanpa Overthinking

Tanamkan Cinta Gamelan Pada Generasi Muda, Sarjita Dirikan Sanggar Campursari Tugu Asri Semarang

 Pelatih Sanggar Campursari Tugu Asri, Sarjita, bersama para remaja sedang menabuh gamelan di Tugurejo, Mangkang, Semarang (Foto: Diah Ayu Fadilah)

DIREKTORIJATENG.ID – Dedikasi terhadap seni tak lekang oleh waktu, itulah yang ditunjukkan oleh Sarjita, seorang seniman kelahiran Yogyakarta yang kini menetap di Semarang. Sejak tahun 1986, Sarjita telah aktif berkecimpung dalam berbagai kegiatan kebudayaan. Setelah sempat bekerja di Lampung dan Palembang, ia kembali ke Semarang pada tahun 2007 dan sejak itu kembali membenamkan dirinya dalam dunia seni.

Kecintaannya yang mendalam pada seni tradisional, khususnya gamelan, mendorong Sarjita untuk mendirikan Sanggar Campursari Tugu Asri di Tugurejo, Kota Semarang. Sanggar ini menjadi wadah berharga bagi anak-anak dari jenjang SD, SMP, hingga SMA untuk belajar dan mengasah kemampuan mereka dalam memainkan alat musik gamelan. 

Ia ingin memastikan waktu luang mereka tidak terbuang sia-sia dan terhindar dari hal-hal negatif.

"Agar waktu anak-anak tidak terbuang sia-sia, saya berinisiatif untuk memberikan pendidikan di bidang kebudayaan, terutama nabuh gamelan," ungkap Sarjita saat diwawancarai pada 31 Mei 2025.

Selain itu, ia menegaskan bahwa salah satu tujuan penting lainnya adalah melestarikan budaya. Menurutnya, kesenian tradisional seperti wayang kulit, wayang orang, atau ketoprak selalu ditempatkan di muka dan di panggung dalam setiap pementasan yang menunjukkan nilai luhur serta kehormatan yang melekat padanya. 

Dalam proses mengajar anak-anak, Sarjita juga menghadapi tantangan yaitu perhatian anak-anak yang mudah beralih. 

"Yang namanya anak-anak masih sering kesana-kesini. Maka dari itu, kita harus tetap sabar," tuturnya.

Sarjita memiliki keinginan besar untuk menularkan jiwa seni kepada generasi muda, dengan harapan budaya Indonesia tidak akan diklaim oleh negara lain. 

"Saya kira mempertahankan jiwa seni kebudayaan kita sangat perlu dilestarikan. Jangan sampai punah di bumi nusantara tercinta kita ini," pungkasnya. 

Gelora pelestarian gamelan begitu terasa di kalangan siswa-siswi Sanggar Campursari Tugu Asri. Semangat ini salah satunya ditunjukkan oleh Daffa Kurniawan siswa kelas 9 SMP, ia mengungkapkan kecintaannya pada alat musik tradisional tersebut.

"Aku suka gamelan dan ingin melestarikan budaya Jawa," ucap Daffa.

Sanggar Campursari Tugu Asri menjadi pengingat bahwa seni dan budaya adalah identitas bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan. Generasi muda memiliki peran penting dalam melanjutkan warisan ini agar tetap hidup dan berkembang di masa depan.(*)

Reporter: Dyah Ayu Fadilah

Belum ada Komentar untuk "Tanamkan Cinta Gamelan Pada Generasi Muda, Sarjita Dirikan Sanggar Campursari Tugu Asri Semarang "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel