Entri yang Diunggulkan

Ritual Sesaji Rewanda, Tradisi Menjaga Alam Wasiat Sunan Kalijaga

Patahkan Stereotipe Aktivis Lulus Telat, Daviq yang Merangkap Sebagai Pebisnis Mampu Lulus Terbaik dan Cepat

Kayyis Daviq Al-Zahir Aktivis Sekaligus Pebisnis (dok.Kayyis Daviq)

DIREKTORIJATENG.ID - Kayyis Daviq Al-Zahir merupakan lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Manajemen Haji dan Umroh (MHU). Ia mematahkan stereotipe aktivisme lulus telat. Daviq mampu merampungkan pendidikan S1 di semester 7 dengan predikat terbaik jurusan. 


Tak hanya menjadi seorang aktivis, Daviq merangkap sebagai seorang pebisnis. Dia mengatakan bahwa bisnis yang ditekuni bermula dari rasa tidak mau diam. Daviq menekuni bisnis jual beli jam tangan bekas dan baju branded bekas.


Mahasiswa asal Kendal ini mengutarakan bahwa dia tidak hanya ingin menjadi mahasiswa kuliah pulang. Ia ingin menggunakan sebagian besar waktunya dengan kegiatan yang bermanfaat, yakni menjadi aktivis sekaligus pebisnis. 


“Saya itu orangnya tidak pernah mau diam dan kuliah pulang itu bukan diri saya banget, ga ada enak-enaknya. Makanya saya mencari kesibukan untuk memanfaatkan waktu luang,” ujarnya saat diwawancarai Direktorijateng.id, Kamis (14/03/2024).


Selama menjadi mahasiswa Daviq pernah menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam Korkom Walisongo, koordinator Senyum Anak Nusantara, dan pemimpin Gerakan Mengajar Desa .


Pada dasarnya, risiko dan tantangan adalah konsekuensi yang harus dihadapi selama berstatus sebagai aktivisme sekaligus pebisnis. Terutama tantangan membagi waktu sebaik-baiknya, rasa capek, dan saingan bisnis. Salah satu trik andalannya agar seluruh target bisnis dan aktivitas organisasi tercapai adalah dengan mencatat seluruh tujuan dalam waktu satu bulan. 


“Kedua peran ini adalah pilihan saya. Tantangannya ada di manajemen waktu, dan rasa capek. Ka kamu di bisnis saingannya sih. Tapi saya selalu membuat rencana untuk satu bulan mau, organisasi mau bagaimana dan ngadain apa, sementara bisnis harus ada target berapa,” paparnya.


Ia menyadari pangsa pasar bisnis fashion yang ia lakoni memiliki tantangan yang besar. Mengingat selalu saja ada pembaruan trend fashion. 


Setiap Minggu, Daviq selalu menjajakan baju branded bekas pada Event Car Free Day (CFD) di Simpang Lima Semarang.


Ia menuturkan bahwa baju branded selalu menjadi inspirasi masyarakat, meskipun dalam keadaan bekas. Oleh karena itu, ada peluang besar bahwa barang yang dijual belikan akan laku di pasaran. Baju dan jam tangan bekas ini dia dapatkan dari seorang teman yang memang memiliki grosir barang-barang branded bekas. 


Meskipun begitu, bisnis yang ia tekuni tidak semata-mata berjalan mulus. Karena terdapat berbagai tantangan seperti konsumen yang menurun, harga saing yang menurun, dan tempat berjualan yang memang masih lemprak di jalanan, menjadi tantangan untuk berebut tempat dengan para pedagang lainnya. 


Saat ini Daviq sedang merencanakan bisnis yang lebih besar, yakni membangun sebuah toko baju dan jam tangan branded sebelum dia melanjutkan pendidikan S2 di Malaysia.


Wartawan : Raudatunnisa

Redaktur : Farida


Belum ada Komentar untuk " Patahkan Stereotipe Aktivis Lulus Telat, Daviq yang Merangkap Sebagai Pebisnis Mampu Lulus Terbaik dan Cepat "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel