Entri yang Diunggulkan

Ritual Sesaji Rewanda, Tradisi Menjaga Alam Wasiat Sunan Kalijaga

Rahmah El Yunusiah, Ulama Perempuan asal Minangkabau

    Minangkabau merupakan salah satu etnik yang ada di Sumatera Barat. 

Rahmah El Yunusiah, ulama perempuan dari Minangkabau, pendiri pesantren Dinniyah Putri Padang Panjang (commons.wikimedia)

Dalam sejarahnya, Minangkabau tak pernah cacat dalam melahirkan ulama Besar Indonesia. Tak hanya ulama laki-laki saja, tetapi juga melahirkan banyak ulama perempuan Minangkabau.

Ada banyak sebutan penghormatan yang kita berikan kepada orang yang memilki kelimuan adat dan agama yang lebih tinggi dibandingkan masyarakat sekitar. Seperti sebutan ulama, Angku, Buya dan Bundo Kanduang.

Banyak ulama Besar dari  Minangkabau yang nama dan jasanya masih kita kenang sampai sekarang.

Siapa yang tidak kenal dengan  Buya Hamka, seorang ulama, filsuf dan sastrawan Indonesia. Namanya juga besar dalam  organisasi masyarakat Muhammadiyah.

Baca Juga: Emma Poeradiredja, Tokoh Perempuan dalam Sumpah Pemuda Ternyata Juga Pejabat Negara

Dalam adat dan kebudayaan Minangkabau, terdapat tiga pilar yang membangun dan menjaga keutuhan sebuah adat. Yaitu Alim Ulama, Cadiak Pandai  (Cerdik Pandai) dan Ninik Mamak (Penghulu), atau akrab dengan sebutan Tungku Tigo Sajarang.

Tungku Tigo Sajarang dalam Minangkabau kita ibaratkan sebagai orang yang kita tuakan. Selain itu, terpercaya untuk mengatur sistem kepemerintahan dan norma yang berjalan di masayarakat Minang.

Biografi Rahma El Yunusiah

Rahma El Yunusiah lahir pada 29 Desember 1990 di kota Padang Panjang. Seorang perempuan yang memilki pengaruh besar dalam dunia pendidikan muslimah di Sumatera Barat.  

Jika kita lihat dari silsilah keluarganya, Rahmah El Yunusiah lahir dari kalangan ulama di Minangkabau, ayahnya seorang Qadli di Nagari Pandai Sikek.

Baca Juga: Amir Sjarifoeddin, Bendahara Sumpah Pemuda yang Pernah Terlupakan

Meskipun namanya tak sering kita sebut seperti R.A Kartini dengan perjuangan untuk emansipasi wanita dan Hj. Siti Raihan, seorang aktivis dari NTB yang memperjuangkan hak dan memperdayakan perempuan.

Rahma mendapatkan pendidikan non formal langsung dari Ayah dan kakaknya. Di mana ia merupakan pendiri sekolah Dinniah School tempat Rahmah dan teman-temannya menuntut ilmu.

Seperti yang kita ketahui, untuk mendapatkan pendidikan bagi kaum perempuan pada zaman Belanda bukanlah hal  yang dapat kita rasakan saat ini. 

 Rahma  juga terkenal dengan sikap kritis membuatnya tidak puas dengan apa yang ia dapatkan selama menempuh pendidikan di Dinniah school milik kakaknya.

Seorang Aktivis

Rahmah harus tumbuh dengan kekangan adat dan budaya yang sudah mengakar. Di mana mengharuskannya untuk  menikah pada usia 16 tahun. 

Pernikahan Rahmah terbilang singkat, hanya bertahan 6 tahun. Setelah berpisah Rahma memutuskan untuk tidak menikah lagi, dan mencoba fokus pada keresahan yang sedang perempuan alami.

Saat itu juga, ia berusaha agar diskriminasi yang kaum perempuan rasakan menghilang. Di antaranya adalah soal privilese pendidikan, yang hanya khusus bagi kaum laki-laki.

 Di mana selama ini perempuan tidak pernah mendapatkannya.  Ia juga mengajak kaum perempuan untuk mengerti hak dan kewajiban sebagai masyarakat.

Dari keresahan inilah, Rahma akhirnya bisa mendirikan sekolah Dinniyah Putri di Padang Panjang.Di mana lembaga pendidikan ini satu-satunya sekolah muslimah pertama yang ada di Indonesia. Sekolah Diniyyah Padang Panjang berdiri pada 1 November 1923, dan teus berkembang hingga hari ini.

Baca Juga: Angkringan Boen Djati Mijen Semarang, Dari TPA Menjadi Ladang Usaha

Tak hanya fokus pada pergerakan perempuan, Rahmah juga aktif dalam bidang sosial, pilitik keagamaan. Rahma tergabung dalam Perserikatan Guru-Guru Poetri Islam di Bukittinggi,serta ikut dalam  kepengguran Serikat Kaum Ibu Sumatera (GKIS) yang fokus pada pergerakan harkat wanita dengan menerbitakan majalah bulanan.

Rahmah El Yunusiah wafat pada 26 Februari 1969 pada usia 68 tahun. Makamnya berada di sebelah barat asrama Dinniyah Putri Padang Panjang pada 1957.

Dalam kiprah keulamaannya Rahmah mendapatkan penghargaan dari Universitas Al Azhar karena perannya dalam dunia pendidikan Islam bagi perempuan. 

Hingga saat ini, Rahmah El Yunusiah terkenal sebagai ulama perempuan Minangkabau yang memilki jasa dalam pendidikan muslimah Indonesia.

Penulis: Karina Rahma Dhani

Editor: Abdul Fatah 

Belum ada Komentar untuk "Rahmah El Yunusiah, Ulama Perempuan asal Minangkabau"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel