Eko Hariyanto, Salah Satu Sosok Pelestari Kampung Batik Gedongan Semarang
Rabu, 07 Mei 2025
Tulis Komentar
![]() |
Eko Hariyanto di antara koleksinya di toko Cinta Batik Semarang (Pak Eko), Selasa, 15 April 2025 (Dok. Aisha Veranda/direktorijateng.id). |
DIREKTORIJATENG.ID - Pada tahun 2005, ketika Eko Hariyanto mulai menetap di Semarang, ia langsung melihat potensi tersembunyi di kawasan yang kini dikenal dengan sebutan Kampung Batik. Rasa ingin tahunya mengantarkannya untuk menelusuri asal-usul nama “Kampung Batik” yang selama ini disematkan oleh masyarakat. Di kawasan inilah beragam julukan pun bermunculan—mulai dari Kampung Batik Tengah, Kubursari, hingga Medusan—yang tentu mencerminkan kekhasan wilayahnya masing-masing.
Nama Kampung Batik Gedongan mengacu pada ciri bangunan zaman dahulu yang mayoritas berukuran besar atau gedong. Kawasan ini pernah menjadi persinggahan bagi para saudagar batik yang membutuhkan tempat tinggal strategis selama bongkar muat kapal di Pelabuhan Tanjung Mas. Dekatnya lokasi dengan pusat kota, yang juga merupakan pusat perdagangan dan pemerintahan, menjadikan kawasan ini sebagai simpul penting dalam jaringan ekonomi tradisional.
Menyimpan segudang kenangan, Kampung Batik tidak hanya identik dengan perdagangan. Kawasan ini pernah menjadi saksi peristiwa besar mulai tempat perlindungan selama Pertempuran 5 Hari di Semarang hingga tragedi kebakaran yang melalap ratusan rumah pada 17 Oktober 1945. Berbagai dinamika sejarah dan perubahan tata kota, seperti penutupan akses perairan yang pernah menjadi jalur kapal, turut menggeser peran kampung ini dalam kegiatan membatik. Hal ini menimbulkan pertanyaan: mengapa nama "Kampung Batik" tetap melekat walau sempat memudar geliatnya?
Untuk mencari jawaban, Eko menggali informasi dari warga setempat. Namun, respons yang ia dapatkan tidak menghasilkan kepuasan; tidak tahu, tidak ngerti, dan kenangan tentang kegiatan membatik ternyata sudah semakin pudar di benak masyarakat saat itu. Ketidakjelasan ini justru memicu semangat Eko untuk ikut serta dalam program revitalisasi yang digagas oleh Pemerintah Kota Semarang pada 2006.
Delapan bulan setelah menetap secara resmi, Eko meluncurkan merek batiknya sendiri, "Cinta Batik Semarang (Pak Eko)." Dari tidak tahu apa-apa, pria lulusan manajemen informatika ini, bertransformasi menjadi salah satu pionir dalam menghidupkan kembali warisan budaya Semarangan. Ia terus belajar mengembangkan potensi batik lokal.
Pada 2009 seorang pria paruh baya asal Sidoarjo datang bernostalgia di Kampung Batik. Pria tersebut mengingat masa kecil dan pengalaman membatiknya saat masih menjadi siswa sekolah dasar di kampung itu. Kenyataan bahwa tradisi membatik pernah tetap hidup meskipun menghadapi berbagai tantangan pun menegaskan nilai sejarah yang tersimpan kawasan Kampung Batik Rejomulyo, Semarang Timur.
Latar belakang pendidikannya di bidang manajemen informatika memaksa Eko untuk terus mengasah kemampuannya dan berinovasi. Ia secara bertahap meningkatkan kualitas produksinya. Hingga kini, Eko telah menciptakan tiga motif batik yang merefleksikan berbagai era—mulai dari tahun 1800an, 1900an, hingga 2008—serta menghasilkan dua jenis batik utama: batik cap dan batik tulis. Tak hanya berfokus pada pelestarian, ia juga menerapkan prinsip produk berkelanjutan dengan memanfaatkan limbah produksi untuk membuat beragam produk turunan, seperti tas, sandal, sepatu, topi, dan boneka.
“Ada yang bisa tapi tidak mau melakukan, ada yang mau melakukan tapi tidak bisa,” begitulah keyakinan Eko.
Kisah Eko Hariyanto melambangkan tekad untuk mengembangkan, melestarikan, dan mempertahankan warisan budaya di tengah arus modernisasi. Revitalisasi Kampung Batik Gedongan bukan semata upaya mengembalikan kejayaan industri batik, melainkan juga sebuah perjalanan untuk menorehkan kembali identitas dan kenangan sejarah yang telah lama tersimpan. Dengan semangat dan inovasi, proses pelestarian tradisi ini terus menghadirkan nuansa baru yang harmonis antara masa lalu dan masa depan.(*)
Belum ada Komentar untuk "Eko Hariyanto, Salah Satu Sosok Pelestari Kampung Batik Gedongan Semarang"
Posting Komentar